Kamis, 28 Juli 2011

Di saat (sudah) harus menyapih Farah

sampai saat ini, belum terbayang rasanya saya harus menyapih Farah.. meskipun sebenarnya, sudah banyak orang yang bilang (dan bertanya), "Lho, Farah masih nenen to? Kok Farah belum disapih? Ih...dah gedhe gitu kok masih nenen?? Lha Farah kan sudah 2 tahun to, sudah harus disapih lo...", dan seabreg-abreg pertanyaan lainnya... Bukan bermaksud apa2 ya, rencananya saya memang membiarkan saja Farah masih ASI sesukanya. selama belum hamil, saya pikir gak masalah kalo Farah masih ASI. Toh, (baik) saya maupun Farah masih enjoy-enjoy aja dalam proses breastfeeding kami.. terlebih lagi, Islam pun menuntunkan bahwa kita harus menyusui anak-anak kita sampai 2 tahun, dan itu hitungan minimal. artinya, kita masih bisa, berhak, dan boleh2 saja untuk masih menyusui lebih dari 2 tahun..

Tapi, akhir-akhir ini, kami *saya, suami, dan keluarga besar saya* sudah mulai berpikir untuk sedikit-sedikit mulai menyapih Farah *Farah sekarang sudah 27 bulan*. Mengapa demikian? supaya nanti jika Farah sudah benar-benar disapih, Farah tidak trauma atau mengalami shock tersendiri karena harus disapih. Terlebih lagi, mengingat farah sudah berusia yang pantas untuk memiliki adik, maka kami sudah harus mempersiapkan farah agar tidak ASI lagi, sehingga dapat berkonsentrasi pada hal yang lain lagi. Perlahan-lahan kami *terutama saya* berusaha untuk 'menjauhkan' Farah dari kegiatan breastfeeding.

Bagaimana caranya? langkah yang pernah saya coba adalah dengan memberikan batas waktu bagi Farah saat Farah sedang ASI. Langkah ini merupakan usulan dari salah seorang teman saya, dimana teman saya itu berhasil dengan cara ini saat menyapih anaknya. Saat itu, saya memberikan batas waktu 20 detik bagi Farah saat dia sedang minum ASI. Awalnya Farah masih mau dengan cara seperti ini, dimana setiap sudah dihitung 20 detik, Farah kemudian menyudahi sendiri proses breastfeeding-nya. Tapi lama-kelamaan, cara ini sudah tidak berhasil pada Farah. Malahan, Farah bisa marah dan menangis, dan pada akhirnya, (justru) saya menyerah dengan kondisi seperti itu.

Ketika langkah yang pertama itu tidak berhasil, akhirnya saya (untuk sementara) menyerah dalam menyapih Farah. Hingga suatu ketika, sejak hari Minggu (24/07) kemarin, Farah mulai tidak ASI sama sekali hingga sekarang (28/07). Sebuah rekor menyapih terpanjang bagi saya hingga saat ini. Bukan berarti Farah sama sekali tidak meminta ASI lho... setiap Farah bangun, mau tidur, saat tengah malam Farah terbangun di kala tidur, Farah pasti selalu meminta ASI. Tapi, salah satu trik saya saat itu adalah selalu menyampaikan kepadanya bahwa, "Lho, Farah kan tadi sudah nenen... kalo tadi sudah nenen, gak boleh nenen lagi.. Nenennya besok lagi ya...". Biasanya, Farah dapat menerima alasan saya ini, bahkan Farah pun menambahkan, "Tadi Ayah udah nenen ya? Waktu Ayah jalan-jalan ya?". xixixi... padahal pas jalan-jalan Farah ya gak minta ASI juga..

Meskipun saya bilang kalo boleh minta ASI lagi tapi besok, tapi kenyataannya, besok ketika Farah minta ASI lagi, saya menyampaikan alasan yang sama seperti tadi, meskipun kenyataannya Farah sama sekali belum minum ASI. Tricky memang, and little bit lying... tapi yah, itulah usaha saya agar Farah lupa untuk minta ASI. Kadangkala, meskipun saya sudah menyampaikan alasan yang sama, FArah masih kekeuh untuk minta ASI. Jika sudah seperti itu, biasanya saya langsung mengalihkan perhatian Farah ke hal yang lain, misalnya dengan mengajaknya bermain, menonton video, atau bahkan membuatkannya susu. Kadang sambil ditambahkan alasan, "Tuh, kakaknya di TV minum susu kan, gak nenen... Farah minum susu juga ya...". Nah, kalo sudah disangkut pautkan dengan 'kakak di TV', Farah pasti langsung nurut.. xixixi..

Tapi, hingga pagi tadi, ada satu hal yang disampaikan Farah yang kemudian menyadarkan saya dan berpikir, "oh... apakah ini sudah saatnya Farah lepas dari saya, tidak ASI lagi dengan saya, dan saya sudah harus merelakan Farah untuk tidak ASI lagi kepada saya...??"... Pagi tadi, saat Farah terbangun dari tidurnya dan saya mendatanginya, lalu Farah melihat saya sambil tersenyum dan berkata, "Ayah gak nenen ya... Ayah masih gede... jadi gak nenen...". *Farah menyebut 'sudah gede' dengan kata 'masih gede'*.  Jleg. Saat itulah saya merasa, IT'S TIME TO LET GO....

^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar